Bisnis

CEO Aruna: Palapa Ring Jadikan Indonesia Pusat Maritim Dunia

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 31/10/2019 23:30 WIB

CEO Aruna.id Farid Naufal Aslam saat ditemui awak media usai menjadi pembicara dalam seminar Forum Diskusi Merdeka Barat, pada Kamis (31/10/19/Rikard Djegadut/Indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID - Saat ini, lebih dari 60 persen penduduk Inodnesia atau sekitar 171 juta merupakan pengguna internet. Dalam kondisi jaringan yang sedemikian prima itu, pemerintah meyakini berbagai potensi bisnis di bidang digital akan semakin tumbuh dan berkembang.

CEO Aruna.id, Farid Naufal Aslam menyambut baik perkembangan internet yang diprediksi pada tahun 2020 akan bisa dinikmati secara merata di seluruh pelosok nusantara dengan hadirnya Palapa Ring. Hal itu, juga akan berdampak pada pemerataan ekonomi digital dan semua lapisan masyarakat bisa mengabmbil pelaku di antaranya para nelayan.

"Melalui kemajuan teknologi informasi, maka para nelayan dari seluruh wilayah Indonesia yang menjadi mitra kami dapat mengakses pasar global," terang Farid Naufal Aslam pada acara diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kemkominfo Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Farid mencontohkan start up yang dibangunnya bersama dua rekannya yang lain, mereka berhasil membangun sebuah platform e-commerce untuk menjembatani para nelayan yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia yang hingga hari ini sudah berjumlah lebih dari 5.073 mitra dengan para end user di seluruh dunia dalam menjual dan membeli produk perikanan.

"Kami juga membentuk komunitas anak muda berusia 20-30 tahun yang membantu memasarkan produk tangkapan nelayan ini. Produknya paling banyak diekspor ke luar negeri dengan pasar utama seperti Malaysia, Singapura, China bahkan hingga ke AS. Produk yang dijual mulai dari lobster, udang, kepitig hingga ikan tuna," papar Farid bersemangat.

Menurutnya, nelayan yang jadi mitranya tak ada yang dari pulau Jawa malah paling banyak dari daerah 3T (terluar, terpecil, dan tertinggal).

"Kami menghubungkan mereka dengan teknologi informasi dan dapat mengakses pasar global. Sangat terbantu dengan adanya infrastruktur telekomunikasi seperti Palapa Ring," tambahnya.

Ia menambahkan sebelum ada Palapa Ring Timur, kami kesulitan mengontak atau menghubungi para mitra nelayan terutama di daerah 3T. Termasuk daerah Raja Ampat di Papua Barat. "Bahkan sampai berhari-hari kami tak bisa menghubungi mereka. Sekarang tidak lagi," tukasnya.

"Kami bercita-cita pada tahun 2045, Indonesia menjadi usat maritim dunia. Untuk itu kami mendidik para mitra agar mengenal dan memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses pasar global dengan aplikasi dari kami. Kami menawarkan pasar yang konsisten dan harga yang kompetitif buat mereka. Akhirnya mereka tertarik bergabung dengan kami," jelas Farid.

Ia menjelaskan bahwa pasar yang paling besar adalah China dan Amerika Serikat."Bahkan karena permintaan pasar begitu besar sehingga kami belum sanggup memenuhinya. Perang dagang antara dua negara besar tersebut, China dan AS justru menguntungkan kami. Sebab permintaan untuk memenuhi pasokan produk perikanan beralih ke Indonesia," tambahnya.

Farid mengakui, meskipun aplikasi Aruna saat ini masih terbatas hanya beberapa mitranya, permintaan sumber daya kelautan, seperti ikan dan kepiting melimpah ruah. Namun sayang pasokan atau ketersediaan sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia terbatas.*(Rikardo).

Artikel Terkait