Gaya Hidup

Pulau Pari, Kepulauan Seribu Telah Memikat Hati Perkumpulan "Neho Rampon"

Oleh : very - Senin, 03/07/2023 13:08 WIB

Perkumpulan "Neho Rampon" melakukan `healing` ke Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu hingga Minggu (1-2/7). (Foto: Indonews.id)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Memanfaatkan waktu liburan Iduladha 1444 H perkumpulan yang menamakan diri "Neho Rampon" melakukan “healing” ke Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu hingga Minggu (1-2/7).

"Neho Rampon" diartikan sebagai mengambil waktu jedah, melakukan "interupsi" dengan mengisi liburan, yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Justina salah satu pencetus acara mengatakan, pilihan jatuh ke Pulau Pari karena liburan ke tempat wisata tersebut cukup terjangkau dan tidak memakan waktu lama.

"Kami akhirnya memilih ke Pulau Pari karena dekat dan murah. Juga tidak mengambil waktu panjang, cukup dua hari saja," ujar Mama Berto, sapaannya.

Ketua panitia acara kunjungan, Tino Apregar mengatakan acara ke Pulau Pari ini memilih tema "Trip Pari, Kudu Healing Agu Majak Mata". Majak Mata diambil dari Bahasa Manggarai Timur yang berarti memanjakan mata.

"Acara ini memang dimaksudkan untuk melepas kesibukan sambil memanjakan mata setelah berhari-hari disibukkan dengan pekerjaan kita masing-masing, baik di kantor maupun sebagai ibu rumah tangga. Kita berhenti sejenak dari aktivitas tersebut sambil menikmati suasana pantai yang indah," ujar Tino, yang punya hobi travelling ini.

Rombongan yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari 22 dewasa dan 4 orang anak ini, mulai melakukan perjalanan dari titik kumpul yang disepakati yaitu di depan Masjid Duren Baru Permai, Bojonggede, Cibinong, Bogor.

Menggunakan bus carteran, rombongan mulai melakukan perjalanan pada pukul 05.00 pagi. Bus melewati rute Tol Cibinong - keluar di tol Dalam Kota - Muara Karang dan berakhir di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Perjalanan menuju Muara Angke ditempuh selama 2 jam, 15 menit. Selanjutnya, rombongan bersiap-siap memasuki kapal motor.

Cuara pagi itu sangat cerah - secerah baju merah yang dikenakan rombongan. Karena itu, hati setiap anggota rombongan pasti merasakan hal yang sama, ingin segera tiba di Pulau Pari. “Hati saya sepertinya sudah sampai di Pulau Pari,” celetuk Ponsi.

Perjalanan menggunakan kapal motor dari Pelabuhan ke Pulau Pari ditempuh selama 2 jam lebih.

Setiba di Pulau Pari, rombongan dihantar menuju penginapan untuk bersiap-siap menjelajah pulau yang berbentuk seperti ikan pari itu.

 

 

Ekplorasi Pulau Pari dan Keindahannya

Setelah makan siang dan istirahat sejenak, rombongan langsung menuju destinasi pertama dan terkenal di Pulau Pari, yaitu Pulau Pasir Perawan.

Kita bisa menggunakan bentor (becak motor), atau menyewa sepeda yang disedikan. Rombongan menggunakan bentor yang telah disewa untuk dua hari liburan.

Memasuki kawasan, ada sebuah gapura bertuliskan “Selamat Datang Di Pulau Pasir Perawan Pulau Pari”. Di dekat gapura disediakan meja tiket bagi para pengunjung yang dikenakan Rp5.000,00 per orang. Namun, jika menggunakan agen perjalanan kita bisa langsung memasuki kawasan wisata tersebut.

Di pantai ini kita bisa menikmati aneka wisata dan permainan seperti bermain pasir putih, atau bola voli pantai. Anda juga bisa menyewakan sampan sambil mendayung ke tengah pantai dengan laut yang teduh. Ada juga yang memilih berendam atau berenang.   

Pantai ini menyediakan banyak lokasi indah untuk berfoto maupun swa-foto. Seperti ada tugu Pulau Pasir di dekat gapura masuk. Ada juga tulisan Pulau Pasir Perawan yang terpampang sepanjang 50 meter. Tempat ini menjadi salah satu lolasi yang selalu ramai pengunjung. Namun untuk mencapainya kita harus menyeberang atau berbasa-basahan terlebih dahulu sebelum mencapainya.

Sore hari, pengunjung bisa menikmati sunset atau matahari terbenam di Pulau Pari. Cuaca yang cerah di sore itu membuat suasana menjadi begitu romantis. 

Wisata pamungkas yang ditawarkan adalah snorkeling, yang dilakukan di sekitar pelabuhan Pulau Pari.

Tia, salah satu mahasiswi Brawijaya Malang, yang masih melaksanakan praktek, mengatakan bawah snorkeling merupakan puncak dari berwisata ke Pulau Pari.

"Wah, snorkeling seru banget. Saya merasakan ini (snorkeling) adalah puncak dari wisata ke Pulau Pari ini. Jadi belum bisa dikatakan sudah ke Pulau Pari jika belum snorkeling," ujar jurusan Perikanan tersebut.

Tia bersama keluarga yang terdiri dari Pak Meteus, Ibu Khomidah dan James (anak sulung) semuanya ikut snorkeling. Selain itu, ada Tino, Ibu Evi, dan Pak Kons ikut dalam rombongan snorkeling tersebut.

Liburan di hari pertama kali ini ditutup dengan makan bersama dengan menu ikan bakar dan cumi-cumi. Acara kemudian dilanjutkan dengan “poco-poco” di Pantai Pasir Perawan.

 

Hari Kedua: Jelajah Pantai Bintang dan Pantai Rengge

Hari kedua di Pulau Pari, rombongan melakukan penjelajahan ke Pantai Rengge dan Pantai Bintang.

Pertama-tama rombongan menjelajah Pantai Rengge. Pantai ini terletak di timur Pulau Pari. Lokasinya tidak jauh dari Pantai Pasir Perawan yang terletak di utara Pulau Pari.

Setelah melewati padang ilalang, akhirnya rombongan tiba di lokasi. Lokasi ini belum banyak dikelola oleh masyarakat.

Terlihat di sana sini banyak pohon Pandan. Pohon ini biasa digunakan untuk anyaman tikar atau berbagai jenis anyaman lainnya. Pantai ini juga banyak ditumbuhi mangrove. Karena tidak ada aktivitas renang maupun bermain, maka rombongan memilih menghabiskan waktu dengan melakukan foto bersama, maupun foto keluarga.

Selanjutnya rombongan pindah lokasi ke Pantai Bintang. Di tempat ini banyak ditemukan bintang laut.

Seperti di Pasir Rengge, pantai ini juga masih belum dikelola secara memadai.

Secara keseluruhan pengelolaan wisata pantai di Pulau Pari memang membutuhkan perhatian serius parapihak, mulai dari pemerintah, pelaku wisata, hingga masyarakat setempat.

Pengelola paket wisata Aziz Kafi mengatakan pengelolaan wisata oleh masyarakat di Pulau Pari dilakukan sejak 2014 lalu.

"Wisata yang ada sekarang ini dikelola sendiri oleh masyarakat Pulau Pari. Pemerintah hanya memberi dana awal saja sebagai pendorong atau insentif," ujarnya.

"Semua fasilitas yang terdapat di lokasi ini dibangun sendiri oleh masyarakat" tambahnya.

Dia mengatakan, fasilitas yang lumayan lengkap hanya terdapat di Pantai Pasir Perawan. Sedangkan di pantai lain belum banyak dilengkapi fasilitas.

Menurutnya, pengelolaan wisata di Pulau Pari dilakukan oleh asosiasi atau perkumpulan wisata lokal.

"Karena itu kami (pengelola paket wisata) biasanya berbagi pendapatan dengan asosiasi," katanya.

Asosiasi bertugas untuk membangun fasilitas, yang pada akhirnya akan digunakan bagi pengembangan wisata.

Dia menginformasikan, pada Sabtu (1/7) ada sekitar 3200 pengunjung mendatangi Pulau Pari. “Itu berarti ada milyaran uang yang beredar di sini dalam satu hari,” timpal Ibu Ibu Khomidah.

 

Sangat Menyenangkan

Wisata ke Pulau Pari memang menyenangkan. Bukan saja untuk orang dewasa, anak-anak juga merasakan hal yang sama. "Kami sangat puas berenang. Enak juga di sini. Kami bisa puas bermain bola karena pasirnya putih dan halus,” ujar Yama, siswa yang akan duduk di kelas IV SD ini.

Lain lagi dengan Antonio. Menurutnya, liburan itu sangat menyenangkan. “Cuacanya mendukung, alamnya sejuk, dan makanannya enak. Pantainya juga seru, banyak teman untuk bermain bola,” ujar siswa tamatan SD Mardiyuana, Depok ini.

Namun, memang perbaikan harus terus dilakukan. Karena, katanya, tak jarang dia menemukan sampah yang bertebaran di jalan. "Sampah-sampah berserakan di jalan karena itu harus bisa lebih bersih lagi,” ujar siswa yang akan masuk di SMP Mardiyuana Depok itu.

Nidyta pun tak kalah berkomentar. Menurutnya, acara seperti ini harus terus dilakukan. “Saya senang acara ini dilakukan. Karena itu, sebaiknya sering-sering dilakukan,” ujar siswa Kelas VI SD itu.

Acara dua hari itu memang sangat menyenangkan. Pulai Pari, Kepulauan Seribu telah memikat hati rombongan “Neho Rampon”.

Tino mengatakan bahwa dirinya sangat senang karena bisa melakukan acara libur bersama itu.

“Tadinya saya berpikir bahwa piknik bersama bapak-bapak itu membosankan, namun ternyata tidak demikian. Saya sangat merasakan kegembiraan,” ujarnya.

Karena itu, dia berharap agar perkumpulan tersebut berlanjut sambil merencakan acara liburan berikutnya.

Sementara itu, Fidelis Lepa mengatakan bangga dengan perkumpulan “Neho Rampon”. “Sungguh luar biasa acara kita, terima kasih atas peran kita semua sehingga acara ‘kudu healing agu majak mata’ ini berjalan sukses,” ujar Caleg PSI Kota Depok dari Daerah Pemilihan (Dapil) 6 Kota Depok ini.

Komentar terakhir disampaikan oleh Hendrikus Hambut. “Selamat untuk perjalanan kita ke Pulau Pari yang menyenangkan, meskipun ini perjalanan yang perdana. Karena, itu mari kita rencanakan perjalanan selanjutnya,” ujarnya.

Ia menutup komentarnya dengan pantun ini:

"Ikan pari

Ikan tembang.

Perjalanan ke pulau pari

Sangat menyenangkan”. ***

 

Artikel Terkait